H E M O D I A L I S
Dialisis adalah : Difusi partikel larut dari suatu kompartmen darah melewati membran semiperniabel.
Pada hemodialisa darah adalah salah satu kompartmennnya dan dialisat adala bagian yang lain.
Prinsip HD : Menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat (pencuci)
yang di pisahkan satu membran (selaput) semipermiabel.
Membran ini dapat di lalui oleh air dan sat tertentu (zat sampah). Proses ini disebut DIALIZIZ, yaitu berpindahnya air atau zat bahan melalui membran semipermiabel.
Proses difsui : Berpindahnya zat karena adanya perbedaan kadar di dalam darah,
makin banyak ayang berpindah ke dialisit.
Proses Ultrafiltrasi : Berpindahnya zat dan air karena perbedaan hidrostatik di dalam darah dan dialisat.
Proses Osmosis : Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yaitu perbedaan osmolalitas dan dialisat.
Luas permukaan membran dan daya saring membran mempengaruhi jumlah zat dan air yang berpindah.
I. KOMPONEN DAN CARA KERJA HEMODIALISA
A. MENYIAPKAN DAN MEMULAI HD
A. Menyiapkan Mesin HD
1. Mesin Hemodialisa
Listrik
Air yang diolah / dimurnikan dengan cara :
filtrasi
softening
deionisai
reverense osmosis
Saluran pembuangan cairan (drainage)
- rinse
- desinfeksi & pemanasan
- dialyse.
2. Sirkulat Dialisat
Pencampuran Dialisat :
Yaitu dialisat pekat (concetrate) dan air yang sudah di olah dengan perbandingan 1 : 34.
- Batch system : Dialisis sudah di campur lebih dahulu sebelum HD dimulai.
- Propotionong system :
- Asetat
- Bikarbonat .
Yaitu dialysat yang pekat dan air yang sudah di olah, di campur secara otomatis konstan selama HD oleh pompa proportioning dengan perbandingan campuran :
Dialisat pekat : Air = 1 : 34.
Campuran ini di pompakan sekali saja kompartemen dialisit, kemudian di buang.
• Komposisi dialisat
- Natrium = 135 – 145 meg / 1
- Kalium = 0 – 4,0 meg / 1
- Calsium = 2,5 – 3,5 meg / 1
- Magnesium = 0,5 – 2,0 meg / 1
- Khlorida = 98 – 112 meg / 1
- Asetat atau bikarbonat = 33 – 25 meg / 1.
- Dextrose = 2500 mg / 1
Catatan : dialisat tanpa kalium (potassium Free) = kalium = 0.
3. Sirkulasi
1. Dialiser ( ginjal buatan)
• Kapiler (Hollow Fiber)
• Paralel Plate
• Coil.
Sediaan dialiser :
-. Pemakaian baru atau pertaa.
-. Basah
-. Kering
2. Selang darah : Artei dan vena (AVBL)
Priming
Pengisian pertama sirkulasi Ekstrakorporeal
Tujuan :
1. Mengisi = Filing
2. Membilas = Rinsing
3. Membashi atau melembabkan = Soaking
Perlengkapan :
1. Dialiser ( ginjal buatan)
2. AVBL
3. Set Infus
4. NaCl (cairan fisiologis) 500 cc ( 2-3 Kolf)
5. Spuit 1 cc
6. Heparin injeksi ( + 2000 Unit)
7. Klem
8. Penapung cairan ( Wadah)
9. Kapas Alkohol
Prosedur :
1. Keluarkan alat dari pembungkusnya ( Dialiser, AVBL, slang infus, Nacl )
2. Tempatkan dialiser pada tempatnya (Holder) dengan posisi inlet diatas (merah) dan outlet dibawah (Biru)
3. Hubungkan slang dialisat ke dialiser :
Inlet dari bawah (to Kidney)
Uotlet dari atas (from kidney)
Kecepatan dialisat (QD) + 500 cc/menit)
Berikan tekanan negatif + 100 mmHg
Biarkan proses ini berlangsung 10 menit. (soaking)
4. PROSEDUR
1. Keluarkan peralatan dari pembungkusnya (dialiser,AVHL,selang infus, Naci)
2. Tempatkan dialiser pada tempatnya (Holder) dengan posisi inlet di atas (merah) outlet di bawah (biru).
3. Hubungkan selang dialisat ke dialiser
• Inlet dari bawah (to kidney)
• Outlet dari atas (from kidney)
• Kecepatan dialiasat (qd) = 500cc / menit
• Berikan tekanan negativ (negative pressure) + 100 mmhg.
• Biarkan proses ini berlangsung selama 10 menit (soaking)
4. Pasang ABL, tempatkan segmen pumb pada pompa darah (blood pump) dengan baik.
5. Pasang VBL dan bubble trap (perangkap udara) dengan posisi tegak (vertical).
6. dengan teknik aseptic, buka penutup ( pelindung yang terdapat di ujung ABL dan tempatkan pada dialiser) (inlet) . Demikian juga dengan VBL.
7. Hubungkan selang monitor tekanan arteri (arterial Pressure) dan selang monitor tekanan vena (venous pressure).
8. Setiap 1000 cc NaCL, masukan 2000 Heparin kedalam kolf (2000/11).
Cairan ini gunasny untuk membilas dan mengisi sirkulasi ekstrakorporeal.
Siapkan NaCL 1 kolf lagi (500 cc) untuk di gunakan selama HD bilamana di perlukan, dan sebagai pembilas pada waktu pengakiran HD.
9. Hubungkan NaCL melalui set infus ke ABL, yakinkan bahwa set infus bebas dari udara dengan cara mengisinya terlebih dahulu.
10. Tempatkan ujung VBL ke dalam penampung. Hindarkan kontaminasi dengan penampung dan jangan sampai terendam cairan yang keluar.
11. Putar dialiser dan peralatannya sehingga inlet di bawah,outlet di atas (posisi terbalik)
12. Buka semua klem termasuk klem infus.
13. Lkukan pengisian dan pembilasan sirkulasi ekstrakorporeal dengan cara :
• Jalankan pompa darah dengan kecepatan (qb) + 100cc/Mnt
• Perangkap udara (bubble tra[) di isi ¾ bagian
• Untuk mengeluarkan udara lakukan tekanan secara intermiten dengan menggunakan klem pada VBL (tekanan tidak boleh lebih dari 200 mmHg).
14. Teruskan priming sampai NaCL habis 1 liter dan sirkulasi bebas dari udara yang sudah kolf yang baru (500 cc).
15. Ganti kolf NaCL yang sudah kosong dengan kolf yang baru (500cc).
16. Matikan pompa darah, klem kedua ujung AVBL, kemudian hubungkan kedua ujung dengan konektor,semua klemdi buka.
17. Lakukan sirkulasi selama 5 menit dengan qb + 200 cc / mnt
18. Matikan pompa darah, kembalikan dialiser ke posisi semula.
19. Periksa fungsi peralatan yang lain sebelum HD di mulai, seperti misalnya:
Temperatur dialisat
Konduktifitas
Aliran (flow)
Monitor tekanan
Detector udara dan kebocoran darah.
5. MEMULAI HD
Persiapan pasien
- Timbang berat bada pasien (bila memungkinkan)
- Tidur terlentang dan berikan posisi yang nyaman.
- Ukur tekanan darah atau, nadi, suhu, pernafasan.
- Observasi kesadaran dan keluhan pasien dan berikan perawatan mental.
- Terangkan secara gratis besar prosedur yang akan di lakukan.
1. Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
• Perlengkapan
1. Jarum punksi :
- jarum metal (AV. Fistula G.16,15,14) 1 – 1 ¼ inch.
- Jarum dengan katheter (IV Catheter G.16,15,14) 1 – 1 ¼ inchi.
2. NaCL (untuk pengenceran)
3. Heparin injeksi
4. Anestesi local (lidocain, procain)
5. Spuit 1 cc,5 cc, 20 cc, 30 cc.
6. Kassa
7. Desinfektan (alcohol bethadin)
8. Klem arteri (mosquito) 2 buah.
9. Klem desimfektam
10. Bak kecil + mangkuk kecil
11. Duk (biasa,split, bolong)
12. Sarung tangan
13. Plester
14. pengalas karet atau plastik
15. Wadah pengukur cairan
16. botol pemeriksa darah
• Persiapan
1. Tentukan tempat punksi atau periksa tempat shut atau katheter di pasang dan di buka balutan.
2. Alas dengan pengalas karet / plastik.
3. Atur posisi
4. Kumpulkan peralatan dan dekatkan ke pasien
5. Siapkan heparin injeksi
PROSEDUR
• Punksi Fistula (Cimino)
1. Pakai sarung tangan
2. Desinfeksi daerah daerah yang akan di punksi dengan bethadin dan alcohol
3. Letakan duk sebagai pengalas dan penutup
4. Punksi outlet (vena), yaitu jalan masuknya darah ke dalam tubuh K/P lakukan anesteshi local
5. Ambil darah untuk pemeriksaan lab (bila diperlukan)
6. Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCL (dosis awal)
7. Fiksasi dan tempat punksi di tutup kasa.
• Shunt (Scribner)
1. Desinfeksi kanula, konektor dan daerah dimana shunt terpasang.
2. Letakan duk sebagai pengalas dan penutup
3. Klem kedua kanula (arteri dan vena),sebelumnya di alas dengan kassa
4. Lepaskan /buka konektor
5. Cek kedua kanula apakan alirannya lancar
6. Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila di perlukan).
7. Bolus Heparin injeksi yang sudah di encerkan dengan NaCL (dosis awal).
8. Fiksasi dan tutup daeah exit site.
9. Konektor di bersihkan dengan NaCL dan di simpan dalam bak.
• Punksi femoral
1. Desinfeksi daerah lipatan paha dan daerah outle akan di puksi.
2. Letakan duk sebagai pengalas dan penutup.
3. Punksi outlet (vena) yaitu jalan masuknya darah ke dalam tubuh, k/p lakukan anesteshi local.
4. Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila di perlukan)
5. Bolus heparin injeksi yang sudah di encerkan dengan NaCL (dosis awal).
6. Fiksasi dan tempat punksi di tutup dengan kassa
7. Punksi inlet (vena femoralis), yaitu tempat jalan kelurnya darah dari tubuh, dengan cara lakukan anesteshi infiltrasi sambil mencari vena femoralis.
8. Vena femoralis di punksi secara perkutaneous dengan jarum punksi (AV Fistula).
9. Fiksasi.
2. Mengalirkan darah kedalam sirkulasi ekstrakorporeal
• Hubungkan ABL dengan inlet (Punksi Inlet atau canula arteri). Ujung ABL disuci hamakan terlebih dahulu.
• Tempat ujung VBL didalam wadah pengukur. Perhatikan jangan sampai terkontaminasi.
• Buka klem AVBL, canula arteri, klem slang infus ditutup, klem canula vena tetap tertutup.
• Darah dialirkan kedalam sirkulasi dengan menggunakan pompa darah (QB + 100 cc / menit) dan cairan priming terdorong keluar.
• Cairan priming ditampung diwadah pengukur.
• Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan buble trap VBL berwarna merah mudah.
• Pompa darah dimatikan, VBL di klem.
• Ujung VBL disuci hamakan, kemudian dihubungkan dengan canula vena (perhatikan : Harus bebas udara) . Klem VBL dan canula vena dibuka.
• Pompa darah dihidupkan kembali dengan QB + 150 cc/menit .
• Fiksasi canula arteri dan vena, AVBL tidak mengganggu pergeraan.
• Hisupkan pompa heparin ( dosis maintenance.)
• Buka klem Slang monitor tekanan (AVP)
• Hidupkan detector udara, kebocoran (Air dan Blood Leak detector)
• Ukur tekanan darah, Nadi dan pernapasan.
• Observasi Kesadaran dan keluhan pasien
• Cek mesin dan sirkulasi dialisa.
• Programkan HD.
• Lakukan pencatatan (Isi formulir HD)
• Rapikan peralatan.
MASALAH / KOMPLIKASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN DAN MASALAH / KOMPLIKASI MEKANIS SELAMA HEMODIALISIS DAN PENATALAKSANAANNYA
1. Masalah / Komplikasi yang berhubungan dengan pasien
a. Gangguan keseimbangan cairan.
(1) Hypervolemia (Fluid over load)
Tanda dan Gejala :
• Berat badan naik secara berlebihan
• Sesak napas atau napas pendek, kadang – kadang batuk berdarah.
• Oedema.
• Hipertensi
• Vena leher membesar / melebar (melembung)
• Ronchi paru – paru.
Penatalaksanaan :
• Ultrafiltrasi Sequential (SU)
• Berat badan diturunkan dengan menggunakan UF tinggi (TMP tinggi, pilih dialiser dengan kuff tinggi)
• Sesak berikan Oksigen.
• Membatasi cairan yang masuk (Intake) melalui IV maupun oral (cairan priming jangan dimasukan wash out jangan dimasukan, dorong pakai udara.)
• Observasi penurunan berat badan supaya mencapai DW ( Kalau perlu timbang berat badan di tengah HD)
(2) Hypovolemia (Fluid Depresention)
Tanda dan Gejala :
• Berat badan menurun secara berlebihan.
• Oedema, kadang – kadang mata cekung.
• Hipotensi
• Turgor (Elastisitas) menurun
• Lemas kadang kadang gemetar.
• Vena leher rata
• Mulut dan lidah kering , kadang – kadang suara serak atau parau.
Penatalaksanaan
• HD tanpa penurunan berat badan / tanpa UF
• TMP = 0., pilih dialiser dengan Kuff rendah.
• Membatasi cairan yang keluar (Cairan priming tidak perlu dikeluarkan)
• Menambah cairan yang masuk melalui IV dan peroral.
• Observasi berat badan (timbang BB ditengah HD)
b. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
(1) Hiperkalemia
Tanda dan gejala :
• Kadar Kalium darah tinggi
• Perubahan Gambaran EKG
• Gelisah
• Lemas
• Kadang – kadang sesak
• Denyut jantung cepat
Penatalaksanaan :
• HD tanpa kalium
• Monitor EKG (gelombang T tinggi)
• Membatasi intake kalium.
• Periksa kalium darah pre, on dan post Hemodialisa
• Penyuluhan kesehatan tentang diit.
• Tindakkan darurat atau emergency.
• Pemberian infus atau drip 10 Unit Ringer Insulin. ( 1 ampul Bicnat, 205 Dextrose)
(2) Hipokalemia
Tanda dan gejala :
• Tekanan darah turun mendadak
• Lemas, berkeringat, pandangan berkunang – kunang (Gelap).
• Kadang – kadang mual atau muntah, sesak.
Penatalaksanaan :
• Posisi tidur horizontal atau rata tanpa bantal.
• QB dan TMP diturunkan
• Berikan oksigen bila sesak.
• Hati – hati dalam pemberian cairan secara intravena.
• Memberikan pengobatan untuk menaikan Tekanan darah (Vasopresor)
(C) Hipertensi Akut
Tanda dan Gejala :
• Tekanan darah naik mendadak
• Kadang – kadang menegeluh sakit kepala
Penatalaksanaan :
• QB dan TMP diiturunkan
• Observasi tekanan darah dan nadi.
• Berikan obat untuk penurunan tekanan darah.
(d) Kedinginan / Menggigil / Demam
Tanda dan Gejala :
• Mengeluh kedinginan
• Suhu tubuh naik ( kadang – kadang)
• Lemas, kadang – kadang muntah, berkeringat.
Penatalaksanaan :
• Memasang selimut tebal
• Berikan buli – buli panas ( Hati – hati)
• Suhu diukur, kalau perlu dikompres.
• Memberikan obat – obatan (anti histamin, Antipiretik)
• Bila mengigilnya hebat. Beri obat penenang, Darah diperiksa dan diukur
(e) Mual dan Muntah
Tanda dan gejala :
• Mengeluh mual
• Nyeri daerah uluhati
Penatalaksanaan :
• QB dan TMP diturunkan.
• Memberikan obat anti mual dan muntah .
• Kalau perlu beri cairan
(f) Sakit kepala :
Penatalaksanaan :
• QB dan TMP diiturunkan.
• Memberikan obat analgesik dan sedativa.
(g) Nyeri dada (angina)
Penatalaksanaan :
• QB dan TMP diturunkan
• Berikan Oksigen
• Berikan ISN
(h) Kramp otot
Penatalaksanaan :
• QB dan TMP diturunkan
• Diatasi secara manual, bila memungkinkan pasien berdiri atau m,enginjakkan telapak kaki.
• Memberikan kalsium Glukonat Injeksi.
• Pijat
(i) Anemia
Penatalaksaan :
• Memeriksa Hb dan Ht
• Mencegah perdarahan atau kontrol perdarahan.
• Mengurangi pemeriksaan Lab yang tidak perlu.
• Memberikan obat penambah darah.
• Makan cukup
(J) Kejang
Penyebab : Hipertensi berat, emboli udara, Disequlibrium yang berat
Penatalaksanaan :
• QB dan TMP diturunkan.
• Berikan oksigen.
• Berikan obat penenang bila tekanan darah memungkinkan.
• Pertahankan jalan napas.
• Bila muntah kepala dimiringkan.
• Perhatikan atau kontrol anggota gerak dimana shunt dan fistula terpasang. Kalau perlu HD distop sementara.
(k) Emboli Udara
Tanda dan gejala :
• Pasien dengan Posisi duduk
a. Pasien biasanya berteriak dan memegang telinga karena suara udara yang masuk dengan cepat ke otak.
b. Kejang.
c. Sesak, muka merah atau biru.
d. Twiching otot.
e. Tidak sadar ( kadang – kadang)
f. Udara atau outlet (venous Line) masuk kepasien sebagai venous line kosong atau penuh busa.
• Pasien dengan posisi terlentang :
o Pernpasan dalam, batuk, sianosis
o Pernapasan tertahan.
o Kadang – kadang tidak sadar.
o Nadi lemah.
o Mur – mur jantung
o CO menurun
Penatalaksanaan :
o Posisi trendelenberg
o Berbaring kesisi kiri badan
o QB dan TMP diturunkan.
o Berikan Oksigen.
o Pertahankan jalan napas.
(l) Infeksi
Penyebab :
• Shunt dan fistula yang terkontaminasi
• Spesis (darah) karena shunt dan fistula yang terinfeksi atau dialiser dan AVBL, atau mesin yang terkontaminasi
Gejala dan tanda – tanda :
• Tempat yang terinfeksi bengkak,merah, panas, sakit.
• Suhu tinggi
Penatalaksanaan :
• Antibiotika
Pencegahan
• Bekerja dengan teknik aseptic dan anti septic .
(m) Hepatitis
Penyebab :
• Transfusi
• Kontak peorangan
• Peralatan yang terkontaminasi
Tanda dan gejala :
• HbSAg +
• Kadar SGOT/PT, billirubin tinggi (jangka lama).
• Hilang nafsu makan
• Lemas, makas, rasa sakit/ngilu pada tulang, persendian.
• Pelunakan/pembesaran pada perabaan hepar.
Penatalaksanaan :
Istirahat dan gizi yang baik SERTA ISOLASI
Pencegahan :
• Teknik bekerja yang bai oleh seluruh staf
• Sikap/kebiasaan yang baik dari seluruh staf
• Darah yang akan di tranfusikan harus di cek lebih dahulu apakah HbsAg
• Peralatan yang bersih
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar