Askep Invaginasi Askep Invaginasi

Minggu, 29 Mei 2011

Askep Invaginasi

| Minggu, 29 Mei 2011 | 0 comments

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Intususepsi adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak-anak, dan merupakan kejadian yang jarang terjadi pada dewasa, intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal (kearah oral) kerongga lumen usus yang lebih distal (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi usus Definisi lain Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya segmen usus (Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya (intususcipient
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan jarang pada orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat ideopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2 – 12 bulan dan sering ditemukan pada anak laki-laki.
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik berlebihan, biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa. Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya. Misalnya diiverticulum Meckeli, Polyp, Hemangioma (Schrock, 88). Sedangkan invaginasi pada dewasa terutama adanya tumor yang menyebabkannya (Dunphy 80). Perbandingan
Kejadian antara pria dan wanita adalah : 3 : 2 (Swenson,90), pada orang tua sangat jarang dijumpai (Ellis ,90).Invaginasi atau intususepsi merupakan keadaan gawat darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Mengingat invaginasi sangat berbahaya bagi anak-anak maka diperlukan tindakan unuk menangani kasus ini salah satunya adalah dengan operasi. Selain itu,dalam memberikan perawatan kepada bayi atau anak dengan gangguan saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu intususepsi harus diperhatikan ancaman yang dapat muncul selain rasa nyeri yaitu resiko terjadinya syok yang dapat menyebabkan kematian. Sehingga tenaga kesehatan harus benar – benar memperhatikan tanda – tanda yang mengarah ke arah syok.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien invaginasi
Tujuan Khusus
Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai :
Pengkajian klien invaginasi
Diagnosa yang mungkin timbul pada klien invagnasi
Intervensi yang akan dilaksanakan pada klien invaginasi
Pelaksaan tindakankeperawatan pada klien invaginasi
Evaluasi keperawatan klien invaginasi
3. Manfaat
• Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita invaginasi agar lebih menjaga kesehatannya
• Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan
• Sebagai sumber informasi bagi para pembaca


BAB II
TINJAUAN TEORI
1.KONSEP DASAR TEORI
Definisi
Intususepsi adalah invaginasi atau masuknya bagian usus ke dalam perbatasan atau bagian yang lebih distal dari usus (umumnya invaginasi ileum masuk ke dalam kolon desendens). (Nettina, 2002)
Suatu intususepsi terjadi bila sebagian saluran cerna terdorong sedemikian rupa sehingga sebagian darinya akan menutupi sebagian lainnya hingga seluruhnya mengecil atau memendek ke dalam suatu segmen yang terletak di sebelah kaudal. (Nelson, 1999)

Anatomi Fisiologi


Fungsi
Usus buntu
Merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar
Menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat.
Usus besar terdiri dari:
- kolon asendens (kanan)
- kolon transversum
- kolon desendens (kiri)
- kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum ).
Rektum
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.
Etiologi
Penyebab intusepsi ini belum diketahui pasti. Namun diduga adanya infeksi virus pernafasan atas, perisaltik yang meningkat, polip pada intestinum, trauma tumpul pada abdominal.
Manifestasi klinik
Keadaan umum bayi baik
Nyeri perut hebat secara tiba-tiba
Muntah
Keluarnya darah beserta lendir per rectum
Palpasi abdomen menunjukka adanya massa yang berbentuk menyerupai pisang (silindris)

Pemeriksaan Penunjang
1. Darah : leukosit meningkat, crp meningkat
2. Axr : mencari usus kecil yang dilatasi dan tidak ada gas pada daerah caecum
3. Enema barium/udara/kontras larut air : diagnostic dan kuratif pada 75% anak
4. Foto rontgen abdomen

Komplikasi
peritonitis
intususepsi lama bias menyebabkan syok
perforasi usus
kerusakan / kematian jaringan
infeksi rongga perut, hingga menyebabkan kematian

Penatalaksanaan
Penurunan dari intususepsi dapat dilakukan dengan suntikan salin, udara atau barium ke dalam kolon. Metode ini tidak sering dikerjakan selama terdapat suatu resiko perforasi, walaupun demikian kecil, dan tidak terdapat jaminan dari penurunan yang berhasil.
Reduksi bedah :
Perawatan prabedah:
Rutin
Tuba naso gastrik
Koreksi dehidrasi (jika ada)
Reduksi intususepsi dengan penglihatan langsung, menjaga usus hangat dengan salin hangat. Ini juga membantu penurunan edema.
Plasma intravena harus dapat diperoleh pada kasus kolaps.
Jika intususepsi tidak dapat direduksi, maka diperlukan reseksi dan anastomosis primer.
Penatalaksanaan pasca bedah:
Rutin
Perawatan inkubator untuk bayi yang kecil
Pemberian oksigen
Dilanjutkannya cairan intravena
Antibiotika
Jika dilanjutkannya suatu ileostomi, drainase penyedotan dikenakan pada tuba ileostomi hingga kelanjutan dari lambung dipulihkan.
Observasi fungsi vital

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian fisik secara umum
Riwayat kesehatan
Observasi pola feses dan tingkah laku sebelum dan sesudah operasi
Observasi tingkah laku anak/bayi
Observasi manifestasi terjadi intususepsi:
Nyeri abdomen paroksismal
Anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada
Anak kelihatan normal dan nyaman selama interval diantara episode nyeri
Muntah
Letargi
Feses seperti jeli kismis mengandung darah dan mucus, tes hemocculi positif.
Feses tidak ada meningkat
Distensi abdomen dan nyeri tekan
Massa terpalpasi yang seperti sosis di abdomen
Anus yang terlihat tidak biasa, dapat tampak seperti prolaps rectal.
Dehidrasi dan demam sampai kenaikan 410c
Keadaan seperti syok dengan nadi cepat, pucat dan keringat banyak
Observasi manifestasi intususepsi yang kronis
Diare
Anoreksia
Kehilangan berat badan
Kadang – kadang muntah
Nyeri yang periodic
Nyeri tanpa gejala lain
Kaji dengan prosedur diagnostik dan tes seperti pemeriksaan foto polos abdomen, barium enema dan ultrasonogram

Diagnosa keperawatan
Nyeri berhubungan dengan invaginasi usus.
Syok hipolemik berhubungan dengan muntah, perdarahan dan akumulasi cairan dan elektrolit dalam lumen.
Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi

1. Nyeri b.d invaginasi usus.
Tujuan:
Berkurangnya rasa nyeri sesuai dengan toleransi yang dirasakan anak.
Kriteria hasil:
Anak menunjukkan tanda – tanda tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan yang minimum.
Intervensi
A Kaji tingkat nyeri
R/ Untuk mengetahui seberapa berat rasa nyeri yang dirasakan dan mengetahui pemberian terapi sesuai indikasi.
B Berikan posisi senyaman mungkin
R/ Untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan kenyamanan.
c. Berikan lingkungan yang nyaman
R/ Untuk mendukung tindakan yang telah diberikan guna mengurangi rasa nyeri.
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi ( Profenid 3x1 supp ).
R/ Untuk mengurangi rasa nyeri
Implementasi
1. Memberikan He pada keluarga klien
2.Memberikan relaksasi pada klien
3. Memberikan healt education pada orang tua seputar infaginasi dan fungsi pengobatan invaginasi
4. Memberikan analgeik sesuai dengan instruksi dokter dan tepat waktu

2. Syok hipovolemik b.d muntah, perdarahan dan akumulasi cairan dan elektrolit dalam lumen
Tujuan:
Volume sirkulasi (keseimbangan cairan dan elektrolit) dapat dipertahankan.
Kriteria hasil:
Tanda – tanda syok hipovolemik tidak terjadi.
Intervensi
a.Monitor keadaan umum
R/ Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.
b. Observasi tanda-tanda vital
R/ Merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
c. Menyarankan agar klien minum banyak
R/ Untuk menggantikan cairan yang keluar
d. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena
R/.Untuk memenuhi keseimbangan cairan
Implementasi
Pantau kondisi pasien setiap waktu
Memantau atau memberikan cairan infuse
Memantau nadi,pernafasan dan tekanan darah klien
Menyarankan klien untuk minum air putih 8 gelas psehari


3. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan gangguan pola eliminasi tidak terjadi
Kriteria hasil:
Pola eliminasi BAB normal
Intervensi:
.a Pantau frekuensi, warna dan konsistensi feces
R/ Untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan yang terjadi pada eliminasi fekal.
b. Auskultasi bising usus.
R/ Untuk mengetahui normal atau tidaknya pergerakan usus.
c. Anjurkan klien untuk minum banyak
R/ Untuk merangsang pengeluaran feces.
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi pencahar (Laxatif)
R/ Untuk memberi kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi.
Implementasi
1. Mencatat warna jumlah dan bau feses setiap kali klien buang air besar
2. Mendengarkan suara bising perut klien dengan menggunakan stetoskop
3. Menganjurkan klien untuk minum 8 gelas sehari
4. Memberikan laxative sesuai dengan dosis yang telah ditentukan dan tepat waktu


Evaluasi
Nyeri pada abdomen dapat berkurang
Syok hipovolemik dapat teratasi dengan segera melakukan koreksi terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit.
Obstruksi usus dapat teratasi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berbagai gangguan yang terdapat pada saluran pencernaan bayi dan anak salah satunya adalah adanya obstruksi pada usus dan hal ini mencakup mekanik maupun paralitik. Sedangkan intususepsi merupakan salah satu bentuk gangguan obstruksi usus yang sifatnya mekanik. Invaginasi atau intususepsi merupakan keadaan gawat darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

Saran
Dalam memberikan perawatan kepada bayi atau anak dengan gangguan saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu intususepsi harus diperhatikan ancaman yang dapat muncul selain rasa nyeri yaitu resiko terjadinya syok yang dapat menyebabkan kematian. Sehingga tenaga kesehatan harus benar – benar memperhatikan tanda – tanda yang mengarah ke arah syok.


DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L, Marilyn Hockenberry.2001.Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.America; Mosby
Nettina, Sandra M.2001. Pedoman praktik keperawatan. Jakarta;Alih Bahasa
Brooker, C.2001.Kamus Saku Keperawatan. Jakarta; EGC

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

alexa rank

© Copyright 2010. http://difkanurse.blogspot.com . All rights reserved | http://difkanurse.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com